Pendekatan
Teori Pertukaran Leader-Member (Pemimpin-Anggota)
Zaleznik (1984) dan Schneider (1987) yang mengatakan adanya
perbedaan makna antara pimpinan
dan manager. Menurut Schneider, seorang manager bertanggung
jawab untuk memastikan bahwa operasi sehari-hari berjalan dengan lancar,
sementara para pimpinan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa organisasi ini
menuju ke arah yang benar. Selanjutnya, Zaleznik menyatakan bahwa manager di
sisi lain biasanya terlibat dalam hari-hari kegiatan koordinasi yang
memungkinkan organisasi untuk beroperasi sebagaimana mestinya.
Konsep pertukaran pimpinan dan bawahan atau di kenal dengan
istilah asingnya leader member exchange (LMX) adalah
hubungan yang berkaitan antara sifat pimpinan dan karyawan yang
selanjutnya
ditambahkan oleh Dansereau dkk, (1975) serta Graen dkk, (1975) yang dikutip
dari Truckenbrodt (2000) mengatakan,
bentuk dalil dasar teori ini adalah hubungan antara pimpinan
dan bawahan yang terlibat dalam proses-proses perundingan bersama dan
akhirnya mereka telah menentukan peran yang harus diisi oleh masing-masing
pihak serta terus berhubungan antara satu dengan yang lainnya.
Apapun
cara yang tepat untuk perkembangan pertukaran pimpinan
dan bawahan menurut pendapat Graen & Cashman (1975) yang di kutip dari Truckenbrodt (2000)berpendapat,
hasil pertukaran tersebut biasanya dibagi menjadi dua kategori umum,
yaitu;
- Hubungan dalam kelompok atau tingginya kualitas pertukaran, dan
- Hubungan luar kelompok atau rendahnya kualitas pertukaran.
Graen
& Scandura, (1987), Liden dkk., (1993) dan Sparrowe & Liden, (1997) pertukaran pimpinan
dan bawahan yang berkualitas tinggi biasanya dilihat oleh pemimpin berupa
wujud dari ;
- Kompetensi, dan
- Motivasi.
Pimpinan akan percaya pada bawahanya untuk
menyelesaikan tugas utama dan tambahan. Pertukaran pimpinan
dan bawahan yang berkualitas tinggi ini dicirikan seperti perwujudan dari
bentuk;
1.
Kepercayaan,
2.
Rasa hormat,
3.
Kesetiaan, dan
4.
Dukungan.
Sebaliknya, Liden dkk, (1993) juga menjelaskan, pertukaran pimpinan dan bawahan dengan
kualitas lebih rendah akan berpengaruh dalam menurunkan hasil serta hubungan
peran yang terdefinisi. Akhirnya, Graen & Scandura, (1987) Liden dkk.,
(1993) serta Sparrowe & Liden, (1997) menyimpulkan, bawahan dengan
pertukaran kualitas yang lebih rendah cenderung;
1.
Melakukan kinerja membosankan,
2.
Mundane tasks,
serta
3.
Ganti rugi.
Pertukaran pimpinan dan bawahan yang berkualitas
tinggi akan menginvestasikan lebih banyak waktu dalam pekerjaan serta sikap
yang baik terhadap pekerjaan dari pada bawahan dengan
pertukaran pimpinan dan bawahan yang berkualitas rendah.
Kelompok Karyawan dalam LMX (Leader member exchange)
Menurut Graen and Cashman (1975)
sebagaimana dikutip oleh Truckenbrodt (2000, p. 234), bahwa karyawan dalam
kelompok in group bisa diidentifikasikan dari:
1.
Adanya perlakuan-perlakuan
khusus yang diberikan pimpinan kepada karyawan
Karyawan yang masuk kelompok in group cenderung mendapatkan perlakuan khusus dari pimpinan, misalnya perihal kompensasi kerja, toleransi absensi kerja dan lainnya.
Karyawan yang masuk kelompok in group cenderung mendapatkan perlakuan khusus dari pimpinan, misalnya perihal kompensasi kerja, toleransi absensi kerja dan lainnya.
2.
Adanya perhatian yang
memadai dari pimpinan terhadap karyawan Karyawan dalam kelompok in group akan
menilai pimpinan memiliki perhatian yang memadai kepada karyawan.
3.
Adanya kepercayaan pimpinan
terhadap karyawan dan sebaliknya Pimpinan menaruh kepercayaan kepada pimpinan
dan demikian pula sebaliknya yaitu karyawan mempercayai pimpinan untuk berbuat
yang terbaik bagi karyawan.
4.
Kemauan menerima tambahan
tanggung jawab dari perusahaan.
Karyawan yang masuk dalam kelompok in group mau diserahi tanggung jawab untuk pekerjaan yang lainnya, meskipun sebenarnya bukan menjadi tanggung jawab karyawan bersangkutan.
Karyawan yang masuk dalam kelompok in group mau diserahi tanggung jawab untuk pekerjaan yang lainnya, meskipun sebenarnya bukan menjadi tanggung jawab karyawan bersangkutan.
5.
Kemauan karyawan untuk
menerima tugas yang tidak terstruktur Karyawan yang masuk dalam kelompok in
group mau menerima tugas yang tidak terstruktur yaitu tugas-tugas yang sifatnya
mendadak dan mungkin bukan pekerjaan yang seharusnya ditanagni karyawan
bersangkutan. Misalnya karyawan bagian produksi diminta pimpinan untuk
mengantarkan surat, menjemput anggota keluarga pimpinan, dan lainnya.
6.
Kemauan
karyawan untuk secara sukarela bekerja tambahan di perusahaan