Jumat, 27 Desember 2013

Pertukaran Leader-Member (Pemimpin-Anggota)

Diposting oleh Unknown di 07.05


Pendekatan Teori Pertukaran Leader-Member (Pemimpin-Anggota)
Zaleznik (1984) dan Schneider (1987) yang mengatakan adanya perbedaan makna antara pimpinan dan manager. Menurut Schneider, seorang  manager bertanggung jawab untuk memastikan bahwa operasi sehari-hari berjalan dengan lancar, sementara para pimpinan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa organisasi ini menuju ke arah yang benar. Selanjutnya, Zaleznik menyatakan bahwa manager di sisi lain biasanya terlibat dalam hari-hari kegiatan koordinasi yang memungkinkan organisasi untuk beroperasi sebagaimana mestinya.
Konsep pertukaran pimpinan dan bawahan atau di kenal dengan istilah asingnya  leader member exchange (LMX) adalah hubungan yang berkaitan antara sifat  pimpinan dan karyawan yang selanjutnya ditambahkan oleh Dansereau dkk, (1975) serta Graen dkk, (1975) yang dikutip dari Truckenbrodt (2000) mengatakan, bentuk dalil dasar teori ini adalah hubungan antara  pimpinan dan bawahan yang terlibat dalam proses-proses perundingan bersama dan akhirnya mereka telah menentukan peran yang harus diisi oleh masing-masing pihak serta terus berhubungan antara satu dengan yang lainnya. 
Apapun cara yang tepat untuk perkembangan pertukaran  pimpinan dan bawahan menurut pendapat Graen & Cashman (1975) yang di kutip dari Truckenbrodt (2000)berpendapat, hasil pertukaran tersebut biasanya dibagi menjadi dua kategori umum, yaitu; 
  • Hubungan dalam kelompok atau tingginya kualitas pertukaran, dan 
  • Hubungan luar kelompok atau rendahnya kualitas pertukaran.
Graen & Scandura, (1987), Liden dkk., (1993) dan Sparrowe & Liden, (1997) pertukaran  pimpinan dan bawahan yang berkualitas tinggi biasanya dilihat oleh pemimpin berupa wujud dari ;
  • Kompetensi, dan 
  • Motivasi. 
Pimpinan akan percaya pada bawahanya untuk menyelesaikan tugas utama dan tambahan. Pertukaran  pimpinan dan bawahan yang berkualitas tinggi ini dicirikan seperti perwujudan dari bentuk;
1.                    Kepercayaan, 
2.                  Rasa hormat, 
3.                  Kesetiaan, dan
4.                  Dukungan. 
Sebaliknya, Liden dkk, (1993) juga menjelaskan, pertukaran  pimpinan dan bawahan dengan kualitas lebih rendah akan berpengaruh dalam menurunkan hasil serta hubungan peran yang terdefinisi. Akhirnya, Graen & Scandura, (1987) Liden dkk., (1993) serta Sparrowe & Liden, (1997) menyimpulkan, bawahan dengan pertukaran kualitas yang lebih rendah cenderung;
1.                    Melakukan kinerja membosankan, 
2.                  Mundane tasks, serta 
3.                  Ganti rugi. 
Pertukaran  pimpinan dan bawahan yang berkualitas tinggi akan menginvestasikan lebih banyak waktu dalam pekerjaan serta sikap yang baik terhadap pekerjaan dari pada bawahan dengan pertukaran  pimpinan dan bawahan yang berkualitas rendah.

Kelompok Karyawan dalam LMX (Leader member exchange)
Menurut Graen and Cashman (1975) sebagaimana dikutip oleh Truckenbrodt (2000, p. 234), bahwa karyawan dalam kelompok in group bisa diidentifikasikan dari:
1.        Adanya perlakuan-perlakuan khusus yang diberikan pimpinan kepada karyawan
Karyawan yang masuk kelompok in group cenderung mendapatkan perlakuan khusus dari pimpinan, misalnya perihal kompensasi kerja, toleransi absensi kerja dan lainnya.
2.      Adanya perhatian yang memadai dari pimpinan terhadap karyawan Karyawan dalam kelompok in group akan menilai pimpinan memiliki perhatian yang memadai kepada karyawan.
3.      Adanya kepercayaan pimpinan terhadap karyawan dan sebaliknya Pimpinan menaruh kepercayaan kepada pimpinan dan demikian pula sebaliknya yaitu karyawan mempercayai pimpinan untuk berbuat yang terbaik bagi karyawan.
4.      Kemauan menerima tambahan tanggung jawab dari perusahaan.
Karyawan yang masuk dalam kelompok in group mau diserahi tanggung jawab untuk pekerjaan yang lainnya, meskipun sebenarnya bukan menjadi tanggung jawab karyawan bersangkutan.
5.      Kemauan karyawan untuk menerima tugas yang tidak terstruktur Karyawan yang masuk dalam kelompok in group mau menerima tugas yang tidak terstruktur yaitu tugas-tugas yang sifatnya mendadak dan mungkin bukan pekerjaan yang seharusnya ditanagni karyawan bersangkutan. Misalnya karyawan bagian produksi diminta pimpinan untuk mengantarkan surat, menjemput anggota keluarga pimpinan, dan lainnya.
6.      Kemauan karyawan untuk secara sukarela bekerja tambahan di perusahaan





0 komentar:

Posting Komentar

 

IrmaNisa Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting