Jumat, 27 Desember 2013

Pertukaran pimpinan dan Bawahan

Diposting oleh Unknown di 06.47
Pengukuran Kualitas Pertukaran  pimpinan dan Bawahan
Cara dimana LMX didefinisikan amatlah beragam dari studi yang satu ke studi linnya. Kualitas hubungan pertukaran biasanya diasumsikan melibatkan hal – hal seperti saling mempercayai, rasa hormat, kasih saying, dukungan dan kesetiaan. Namun terkadang LMX didefinisikan meliputi aspek hubungan yang lain misslnya negosiasikan ruang gerak, pengaruh yang bertambah, nilai-nilai bersama atau bersifat individual dari pemimpin dan bawahan.
Para ahli telah mengembangkan berbagai ukuran mengenai motivasi kerja. Menurut pendapat Liden, dkk., (1998) mengatakan, kualitas pertukaran  pimpinan dan bawahan umumnya terdiri dari empat dimensi utama dan 12 indikator, yaitu; 
1.                   3 indikator mengenai menghormati profesional
2.                  3 indikator mengenai kesetiaan
3.                 3 indikator mengenai pengaruh dan 
4.                 3 indikator mengenai kontribusi
Indikator dari dimensi ini dikembangkan oleh Liden, dkk., (1998) yang dikutip dariMas'ud (2004) sebanyak 12 indikator, yaitu;
1.                   Bawahan terkesan dengan pengatahuan pimpinan mengenai pekerjaan, 
2.                  Bawahan mengagumi keahlian profesional pimpinan, 
3.                 Bawahan menghormati pengetahuan dan kompetensi kerja pimpinan, 
4.                 Pimpinan membela bawahan jika ada yang mengganggu, 
5.                  Pimpinan mempertahankan pekerjaan bawahan terhadap wewenang jabatan yang lebih tinggi, 
6.                 Pimpinan membela bawahan yang membuat kesalahan dengan jujur, 
7.                  Pimpinan mempunyai humor, 
8.                 Pimpinan adalah orang yang suka sebagai rekan, 
9.                 Pimpinan adalah orang yang disukai rekan-rekan bawahan, 
10.              Saya bersedia meluangkan waktu ekstra untuk pimpinan, 
11.                Saya bekerja keras untuk pimpinan, dan
12.               Saya bekerja lebih dari uraian tugas yang ada.
Banyak ukuran LMX yang berbeda yang digunakan sejak teori itu pertama kali diusulkan. Ukuran yang paling banyak digunakan dalam tahun-tahunterakhir adalah skala tujuh hal yang disebut LMX-7, seperti contohnya:
1.       Seberapa baiknya pemimpin anda memahami permasalahn dan kebutuhan anda?
Tidak sedikitpun, sedikit, cukup lumayan, sedikit sekali, banyak sekali.
2.      Seberapa baiknya pemimpin anda mengenali potensi diri anda?
Sama sekali tidak, sedikit, cukup, sebagian besar, sepenuhnya.dll
Atribusi pemimpin tehadap bawahan
Teori ini adalah suatu teori hubungan antara persepsi individu dan prilaku antar pribadi. Teori ini mengatakan bahwa pemahaman akan dan kemampuan memprediksi bagaimana orang akan bereaksi atas suatu peristiwa dapat ditingkatkan dengan mengetahui penjelasan sebab dari peristiwa itu. Teori ini menyangkut atribusi pemimpin dimana pemimpin harus dapat menggolongkan sebab dari prilaku pengikut/bawahan apa termasuk kategori: : manusia, kesatuan, atau konteks. Contoh peristiwa jeleknya kualitas. Ini apa disebabkan manusia yang kemampuannya tidak memadai atas tugas kesatuan administrasi, koordinasi bagian atau lainnya yang ada, atau beberapa kejadian unik yang mengelilingi kejadian (konteks).
Atribusi tentang seorang pengikut dimana disini kejadian, tingkah laku bawahan digolongkan menjadi :keistimewaan, konsistensi, dan konsensus. Misalnya; seorang bawahan melakukan tugas sehingga kualitas hasil berkualitas jelek. Apa ini hanya pada tugas itu saja, tugas-tugas yang lainnya tidak jelek (keistimewaan). Apa sering ia melakukan kejelekan ini, dibagian tertentu sering, atau dibagian-bagian yang lainpun untuk bawahan ini sering (konsistensi). Apa bawahan yang lain untuk pekerjaan ini, dibagian ini, kualitasnya jelek (consensus). Apakah sebab itu internal (kurangnya upaya bawahan) atau sebab eksternal (diluar kendali bawahan, misal: alatnya sudah tua, kondisi kerja yang tidak baik dll). Bila pemimpin membuat atribusi internal maka gaya kepemimpinannya cenderung menghukum, kekerasan dll.
Teori Atribusi Kepemimpinan mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan pemimpin mengelola sifat-sifat/ciri/latar belakang orang-orang yang dipimpinnya sehingga dapat dipengaruhi untuk melakukan sesuatu demi kepentingan organisasi. Untuk mencapai kepemimpinan yang efektif seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku para bawahannya, ia mutlak perlu mengenali karakteristik, kepentingan, kebutuhan, kecenderungan perilaku dan kemampuan mereka. Melakukan hal tersebut jelas tidak mudah karena sesungguhnya manusia adalah mahluk yang sangat kompleksitas. Kemampuan kepemimpinan yang fenomenal dan cerdas merupakan dasar pemikiran dari teori atribusi kepemimpinan.
Teori atribusi kepemimpinan mengemukakan bahwa kepemimpinan semata-mata merupakan suatu atribusi yang dibuat orang atau seorang pemimpin mengenai individu-individu lain yang menjadi bawahannya. Ada beberapa Teori Atribusi, di antaranya yang hingga kini masih diakui oleh banyak orang, yaitu berikut ini.
1. Teori Penyimpulan Terkait (correspondence Inference), yakni perilaku orang lain merupakan sumber informasi yang kaya. Perilaku yang diamati secara khusus adalah :
a. Perilaku yang timbul karena kemampuan orang itu sendiri, contoh : kasir yang cemberut, satpam yang tersenyum.
b. Perilaku yang membuahkan hasil yang tidak lazim, contoh : kebiasaan ibu “P” selalu bekerja individual dan hanya dapat bekerja maksimal pada waktu sore hari.
c. Perilaku yang tidak biasa, contoh: seorang pelayan toko menunjukkan toko lain yang merupakan saingannya kepada pelanggannya.
2. Teori Sumber Perhatian dalam Kesadaran (conscious intentional resources) bahwa proses persepsi terjadi dalam kognisi orang yang melakukan persepsi (pengamatan). Menurut Gilbert dkk (1988), atribusi kesadaran ini harus melewati tiga tahapan, yaitu: kategorisasi, karakterisasi, & koreksi.
3. Teori atribusi internal dan eksternal dikemukakan oleh Kelly & Micella, 1980, yaitu teori yang berfokus pada akal sehat. Menurut teori ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, apakah suatu perilaku beratribusi internal atau eksternal, yaitu:
a. konsensus;
b. konsistensi;
c. distingsi atau kekhususan.

0 komentar:

Posting Komentar

 

IrmaNisa Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting