Pengukuran Kualitas
Pertukaran pimpinan dan Bawahan
Cara dimana LMX didefinisikan amatlah
beragam dari studi yang satu ke studi linnya. Kualitas hubungan pertukaran
biasanya diasumsikan melibatkan hal – hal seperti saling mempercayai, rasa
hormat, kasih saying, dukungan dan kesetiaan. Namun terkadang LMX didefinisikan
meliputi aspek hubungan yang lain misslnya negosiasikan ruang gerak, pengaruh
yang bertambah, nilai-nilai bersama atau bersifat individual dari pemimpin dan
bawahan.
Para ahli telah mengembangkan berbagai ukuran
mengenai motivasi kerja. Menurut pendapat Liden, dkk., (1998) mengatakan,
kualitas pertukaran pimpinan dan bawahan umumnya terdiri dari
empat dimensi utama dan 12 indikator, yaitu;
1.
3 indikator mengenai menghormati
profesional,
2.
3 indikator mengenai kesetiaan,
3.
3 indikator mengenai pengaruh dan
4.
3 indikator mengenai kontribusi.
Indikator dari dimensi ini dikembangkan oleh Liden, dkk., (1998) yang dikutip
dariMas'ud (2004) sebanyak 12
indikator, yaitu;
1.
Bawahan terkesan dengan pengatahuan
pimpinan mengenai pekerjaan,
2.
Bawahan mengagumi keahlian profesional
pimpinan,
3.
Bawahan menghormati pengetahuan dan kompetensi
kerja pimpinan,
4.
Pimpinan membela bawahan jika ada yang
mengganggu,
5.
Pimpinan mempertahankan pekerjaan bawahan
terhadap wewenang jabatan yang lebih tinggi,
6.
Pimpinan membela bawahan yang membuat kesalahan
dengan jujur,
7.
Pimpinan mempunyai humor,
8.
Pimpinan adalah orang yang suka sebagai
rekan,
9.
Pimpinan adalah orang yang disukai rekan-rekan
bawahan,
10.
Saya bersedia meluangkan waktu ekstra untuk
pimpinan,
11.
Saya bekerja keras untuk pimpinan, dan
12.
Saya bekerja lebih dari uraian tugas yang ada.
Banyak ukuran LMX yang berbeda yang
digunakan sejak teori itu pertama kali diusulkan. Ukuran yang paling banyak
digunakan dalam tahun-tahunterakhir adalah skala tujuh hal yang disebut LMX-7,
seperti contohnya:
1.
Seberapa
baiknya pemimpin anda memahami permasalahn dan kebutuhan anda?
Tidak sedikitpun, sedikit, cukup lumayan, sedikit sekali,
banyak sekali.
2.
Seberapa
baiknya pemimpin anda mengenali potensi diri anda?
Sama sekali tidak, sedikit, cukup, sebagian besar,
sepenuhnya.dll
Atribusi pemimpin tehadap bawahan
Teori ini adalah suatu teori hubungan
antara persepsi individu dan prilaku antar pribadi. Teori ini mengatakan bahwa
pemahaman akan dan kemampuan memprediksi bagaimana orang akan bereaksi atas
suatu peristiwa dapat ditingkatkan dengan mengetahui penjelasan sebab dari
peristiwa itu. Teori ini menyangkut atribusi pemimpin dimana pemimpin harus
dapat menggolongkan sebab dari prilaku pengikut/bawahan apa termasuk kategori:
: manusia, kesatuan, atau konteks. Contoh peristiwa jeleknya kualitas. Ini apa
disebabkan manusia yang kemampuannya tidak memadai atas tugas kesatuan
administrasi, koordinasi bagian atau lainnya yang ada, atau beberapa kejadian
unik yang mengelilingi kejadian (konteks).
Atribusi tentang seorang pengikut dimana disini kejadian,
tingkah laku bawahan digolongkan menjadi :keistimewaan, konsistensi, dan
konsensus. Misalnya; seorang bawahan melakukan tugas sehingga kualitas hasil
berkualitas jelek. Apa ini hanya pada tugas itu saja, tugas-tugas yang lainnya
tidak jelek (keistimewaan). Apa sering ia melakukan kejelekan ini, dibagian
tertentu sering, atau dibagian-bagian yang lainpun untuk bawahan ini sering
(konsistensi). Apa bawahan yang lain untuk pekerjaan ini, dibagian ini,
kualitasnya jelek (consensus). Apakah sebab itu internal (kurangnya upaya
bawahan) atau sebab eksternal (diluar kendali bawahan, misal: alatnya sudah
tua, kondisi kerja yang tidak baik dll). Bila pemimpin membuat atribusi
internal maka gaya kepemimpinannya cenderung menghukum, kekerasan dll.
Teori Atribusi Kepemimpinan
mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan pemimpin mengelola
sifat-sifat/ciri/latar belakang orang-orang yang dipimpinnya sehingga dapat
dipengaruhi untuk melakukan sesuatu demi kepentingan organisasi. Untuk mencapai
kepemimpinan yang efektif seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi perilaku para bawahannya, ia mutlak perlu mengenali karakteristik,
kepentingan, kebutuhan, kecenderungan perilaku dan kemampuan mereka. Melakukan
hal tersebut jelas tidak mudah karena sesungguhnya manusia adalah mahluk yang
sangat kompleksitas. Kemampuan kepemimpinan yang fenomenal dan cerdas merupakan
dasar pemikiran dari teori atribusi kepemimpinan.
Teori atribusi kepemimpinan
mengemukakan bahwa kepemimpinan semata-mata merupakan suatu atribusi yang
dibuat orang atau seorang pemimpin mengenai individu-individu lain yang menjadi
bawahannya. Ada beberapa Teori Atribusi, di antaranya yang hingga kini masih
diakui oleh banyak orang, yaitu berikut ini.
1. Teori Penyimpulan Terkait
(correspondence Inference), yakni perilaku orang lain merupakan sumber
informasi yang kaya. Perilaku yang diamati secara khusus adalah :
a. Perilaku yang timbul karena kemampuan orang itu sendiri,
contoh : kasir yang cemberut, satpam yang tersenyum.
b. Perilaku yang membuahkan hasil yang tidak lazim, contoh :
kebiasaan ibu “P” selalu bekerja individual dan hanya dapat bekerja maksimal
pada waktu sore hari.
c. Perilaku yang tidak biasa, contoh: seorang pelayan toko
menunjukkan toko lain yang merupakan saingannya kepada pelanggannya.
2. Teori Sumber Perhatian dalam
Kesadaran (conscious intentional resources) bahwa proses persepsi terjadi dalam
kognisi orang yang melakukan persepsi (pengamatan). Menurut Gilbert dkk (1988),
atribusi kesadaran ini harus melewati tiga tahapan, yaitu: kategorisasi,
karakterisasi, & koreksi.
3. Teori atribusi internal dan
eksternal dikemukakan oleh Kelly & Micella, 1980, yaitu teori yang berfokus
pada akal sehat. Menurut teori ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, apakah
suatu perilaku beratribusi internal atau eksternal, yaitu:
a. konsensus;
b. konsistensi;
c. distingsi atau kekhususan.
0 komentar:
Posting Komentar