Total
Quality Manajemen
total Quality Managent
(TQM) atau Manajemen Mutu Menyeluruh adalah suatu konsep yang telah
dikembangkan sejak lima puluh tahun lalu dari berbagai praktek manajemen serta
usaha peningkatan dan pengembangan produktivitas. Di masa lampau, literatur
manajemen berfokus pada fungsi-fungsi control kelembagaan, termasuk
perencanaan, pengorganisasian, perekrutan staf, pemberian arahan, penugasan,
strukturisasi dan penyusunan anggaran. Konsep manajemen ini membuka jalan
menuju paradigma berpikir baru yang memberi penekanan pada kepuasan pelanggan,
inovasi, dan peningkatan mutu pelayanan secara berkesinambungan.
Produk tanpa cacat (zero defects)
adalah kondisi ideal yang selalu didambakan, baik oleh pembuat barang (produk
dan atau jasa) maupun pelanggan atau konsumen yang memakainya. Bagi perusahaan
pabrikan, dengan zero defects maka waste (pemborosan) dapat
ditekan. Masih ingat bukan?, bahwa salah satu jenis muda
adalah barang atau produk cacat (defect). Sedangkan keuntungan bagi
konsumen.
Elemen-Elemen
Penting Dalam Total Quality Management
Menurut Oakland (1994) Dalam Dorothea Wahyu Ariani sebagai
berikut :
- Kepemimpinan dan komitmen
- Keterlibatan penuh seluruh karyawan
- Perencanaan yang baik
- Strategi pelaksanaan
- Pengukuran dan evaluasi
- Pengendalian dan perbaikan
- Mencapai dan mempertahankan standar kesempurnaan
8.
Perbedaan
antara organisasi pembelajar dengan organisasi tradisional disajikan
sebagaimana tabel berikut.
Organisasi Tradisional
|
Organisasi Pembelajar
|
|
Sikap Terhadap Perubahan
|
Jika
hal itu dapat dikerjakan, mengapa dirubah?
|
Jika
kamu tidak berubah,kamu tidak akan bekerja dalam waktu yang lama
|
Sikap terhadap ide-ide baru
|
Tertutup dengan ide-ide baru dari luar
|
Terbuka dengan ide-ide baru dari luar
|
Penanggung jawab inovasi
|
Bagian
Penelitian dan Pengembangan
|
Setiap
orang didalam organisasi
|
Ketakutan Utama
|
Membuat
kesalahan
|
Tidak belajar, tidak akan dapat beradaptasi
|
Daya saing
|
Produk
dan Layanan
|
Kemampuan
untuk belajar, ilmu pengetahuan dan keahlihan
|
Pekerjaan manajer
|
Mengontrol
yang lain
|
Mengijinkan
yang lain
|
TQM merupakan transformasi budaya yang didorong oleh
definisi ulang (reengineering) terhadap peranan manajemen. Pihak manajemen
harus mebubah dirinya terlebih dahulu, baik aspek nilai, keyakinan, asumsi,
maupun cara mereka menjalankan bisnis. Peranan merupakan tanggung jawab,
perilaku, atau prestasi kinerja yang diharapkan dari seseorang yang memiliki
posisi khusus (Bounds, et al, 1994:1334). Selain melaksanakan kepemimpinan yang
diharapkan dapat memotivasi dan mengarahkan para karyawan untuk mencapai tujuan
organisasi, manajemen puncak juga bertanggung jawab dalam mengatasi setiap
penolakan terhadap perubahan ke arah manajemen baru. Dalam mengatasi penolakan
terhadap perubahan tersebut, manajer puncak dapat menggunakan salah satu
strategi berikut (Kreitner dan Kinicki, 1994:737).
1. Pendidikan dan Komunikasi
2. Partisipasi dan Keterlibatan
3. Fasilitas dan Dukungan
4. Negosiasi dan Kesepakatan
5. Manipulasi dan Cooptation
6. Paksana Secara Eksplisit dan Implisit
Hasil analisis yang dilakukan Benson (et al., 1991)
(dalam Hessel, 2003:81) persepsi manajer mengenai manajemen kualitas ideal dan
actual dengan instrument tentang delapan area kritikal manajemen kualitas,
yaitu peran kepemimpinan, kebijakan kualitas, training product service design,
manajemen kualitas pemasok, data kualitas dam pelaporan serta hubungan
karyawan. Alat analisis digunakan adalah regresi berganda. Hasil analisis
menunjukkan bahwa organizational quality context ternyata mempengaruhi persepsi
manajemen kualitas actual maupun ideal.
0 komentar:
Posting Komentar