Seiring
perkembangan zaman, kepemimpinan secara ilmiah mulai berkembang bersamaan
dengan pertumbuhan manajemen ilmiah yang lebih dikenal dengan ilmu tentang
memimpin. Hal ini terlihat dari banyaknya literatur yang mengkaji tentang
kepemimpinan dengan berbagai sudut pandang atau perspektifnya. Kepemimpinan
tidak hanya dilihat dari bak saja, akan tetapi dapat dilihat dari penyiapan
sesuatu secara berencana dan dapat melatih calon-calon pemimpin.
Sejarah timbulnya kepemimpinan, sejak nenek moyang dahulu
kala, kerjasama dan saling melindungi telah muncul bersama-sama dengan
peradapan manusia. Kerjasama tersebut muncul pada tata kehidupan sosial
masyarakat atau kelompok-kelompok manusia dalam rangka untuk mempertahankan
hidupnya menentang kebuasan binatang dan menghadapi alam sekitarnya. Berangkat
dari kebutuhan bersama tersebut, terjadi kerjasama antar manusia dan mulai
unsur-unsur kepemimpinan. Orang yang ditunjuk sebagai pemimpin dari kelompok
tersebut ialah orang-orang yang paling kuat dan pemberani, sehingga ada aturan
yang disepakati secara bersama-sama misalnya seorang pemimpin harus lahir dari
keturunan bangsawan, sehat, kuat, berani, ulet, pandai, mempunyai pengaruh dan
lain-lain. Hingga sampai sekarang seorang pemimpin harus memiliki syarat-syarat
yang tidak ringan, karena pemimpin sebagai ujung tombak kelompok.
Kepemimpinan atau leadership
merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan
rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia
(Moejiono, 2002). Ada banyak definisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh para
pakar menurut sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut
menunjukkan adanya beberapa kesamaan.
Definisi Kepemimpinan
menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) adalah kegiatan atau seni
mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan
orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang
diinginkan kelompok. Kepemimpinan menurut Young (dalam Kartono, 2003) lebih
terarah dan terperinci dari definisi sebelumnya. Menurutnya kepemimpinan adalah
bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong
atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh
kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Dalam teori kepribadian
menurut Moejiono (2002) memandang bahwa kepemimpinan tersebut sebenarnya
sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki
kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para
ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang
kepemimpinan sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung
dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin
(Moejiono, 2002).
Pengentian
Pemimpin dan Kepemimpinan
Pemimpin adalah seseorang yang memiliki
kemampuan pemimpin artinya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang
lain. (Mefta Thoha, 1983)
Dalam mendeteksi siapa si pemimpin ada 2
kriteria (Soejono Trimo, 1986)
1. Jumlah
pengaruh orang atas anggota dan kelompoknya.
2. Sikap
para anggota kelompok terhadap sesamanya
Ada beberapa sebab yang dapat menimbulkan
tampilnya seseoang /beberapa orang pememimpin dalam suatu kelompok:
1. Pertumbuhan
dan kekomplekan kelompok itu.
2. Bila
kelompok menghadapi krisis.
3. Bila
kelompok dalam keadaan tidak stabil.
4. Bila
pemimpin lama gagal menjalankan fungsinya.
5. Timbulnya
kebutuhan-kebutuhan pribadi pada anggota kelompok.
Kepemimpinan adalah keseluruhan aktivitas
dalam rangkah mempengaruhi orang-orang agar mau bekerjasama mencapai suatu
tujuan yang memang
diinginkan bersama. (Susilo Martoyo, 1990).
Dalam organisasi/perusahaan yng besar,
kepemimpinan terbagi dalam 3 stara utama, yakni:
1. Top management: yang tekanan tugasnya pada
pelaksanaan administrasi dalam menyusun rencana,policy dan laporan terdiri
dari pada direksi.
2. Middle management: eksekutif pelaksanaan rencana dan policy
organisasi terdiri dari kepala bagian.
3. Operating management: eksekutif dilapangan
yang terdiri dari kepala-kepala unit pelaksanaan, para pengawas dilapangan.
Dalam organisasi formal kekuasaan dan
tanggung jawab manajerial dapat di bagi dalam 2 komponen (areas) yang besar,
yakni:
Administrasi
Pelaksana
(execution)
Dengan pembagian kegiatan-kegiatan mereka
sebagai berikut:
Dewan Direktur
|
Direktur /Presiden
Perusahaan
|
Wakil Direktur
|
Managers (Kepala Bidang/Bagian)
|
Line Supervisor
(pengawas)
|
Foreman (mandor)
|
Seorang
pemimpin ataupun exsekutif seyogianya memiliki pengetahuan dan keterampilan
dasar:
1. Teknis : paham dan kompeten dalam kegiatan
atau area tertentu yang menyangkut prosedur, teknik dan prosedur pengelolaanya.
2. Menguasai humor
skills: mampu bekerja sama dengan orang lain sebagai bagian dari
kelompoknya.
Keterampilan konseptual, sebagai organisasi
sebagai suatu system dalam berbagai fungsi organisasi saling tergantung.
3. Komunikatif, terampil berkomunisasi dengan orang
lain.
Ciri-Ciri
Pemimpin
Sondang P. Siagian mencirikan kepemimpinan tersebut sebagai
berikut:
Pendidikan umum yang luas. Seorang pemimpin
adalah seorang generalis yang baik sehingga mempunyai kemampuan untuk
mengembangkan managerial skill yang di tuntut oleh tugasnya.
Kemampuan berkembang seara mental. Seperti
halnya dengan seseorang, termasuk pemimpin harus tumbuh secara mentalsehingga
terhindar dari proses stagnasi dalam kehidupan kepemimpinan.
Ingin tau yang tetap dalam dunia adalah
perubahan. Kesadaran akn perubahan-perubahan tersebut akan menghantarkan
seorang pemimpin menjadi kreatif dan
inovatif.
Kemampuan analisis. Syarat sukses seorang
pemimpin adalah kemampuanya dalam menganalisis situasi yang dihadapi dengan
cermat mantap dan matang.
Memiliki daya ingat yang kuat . kekuatan daya
ingat yang mantap akan mampu menghantarkan pemimpin tersebut menjadi cermat
dalam proses dan menjaring informasi yang relevan.
Kapabelitas integratif. Dengan Kapabelitas
integratif yakni kemampuan yang mencakup berbagai aspek sangat membantu pemimpin tersebut untuk menggerakan roda
administrasi organisasi.
Keterampilan berkomunikasi. Efektivitas
seorang pemimpin adalah sangat ditentukan oleh keterampilannya dalam
berkomunikasi.
Keterampilan mendidik. Pemimpin juga seorang
pendidik ketika bawahan menghadapi kesulitan bertugas, ia cenderung minta
petunjuk kepada
atasanya
tentang cara memecahkan persoalan tugasnya.
Rasionalitas dan objektivitas. Pemimpin harus
rasional dan objektif tidak boleh emosional sehingga keputuan yang akan di
ambil selalu tpat.
10. Pragmatis.
Pemimpin sellalu menghendaki agar keputusanya bias
dilaksanakan
sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada.
11. Sense
of urgency. Seorang pemimpin mesti mampu mengatur prioritas-prioitas, mana yang
penting dan mana yang tidak penting.
12. Sense
of cohesiveness. Merasa satu dengan yang dipimpin, kolega dan atasan, sangat
penting untuk pengembangan kerja sama, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi.
13. Sense
of relevance. Pemimpin perlu selalu mengkaitkan keputusan dengan tujuan yang
hendak dicapai/persoalan yang akan dipecahkan.
14. Kecerdasan.
Syarat mutlak seorang pemimpin agar bias diteladani adalah adanya nuansa
kewajaran dan kesederhanaan dalam perilakuke seharianya.
15. Keberanian.
Keberanian adalah modal bagi pemimpin dalam menghadapi segala tugas dan
tanggung jawab yang dbebankan kepadanya.
16. Adaptabelitas
dan fleksibilitas. Pemimpin tersebut harus menghindarkkan diri dari sifat
kekakuan karena akan mengganggu kinerja kepemimpinanya.
17. Kemampuan
mendengar. Pemimpin harus siap mendengar saran/pendapat orang lain.
18. Ketegasan.
Pemimpin tersebut mesti tegas dalam mengahdapi bawahan serta ketidaktentuan
demi stabilitas organisasi.
Teori-Teori
Lahirnya Kepemimpinan
Ada tiga teori yanga membahas tentang
timbulnya kepemimpinan.
1. Teori
genetis (Hereditary theory)
Seorang
pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan denagan bakat-bakat
kepemimpinan”leaders are born and not made”
2. Teori
sosial
Merupakan
kebalikan dari teory genetis, yaitu bahwa setiap orang diberikan pendidikan dan
pengalaman yang cukup.
3. Teori
Ekologis
Bahwa
seorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia pada waktu
lahirnyatelah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat-bakat itu kemudian dikembangkan
melalui pendidikan yang tertur dan
pengalaman-pengalaman yang
memungkinkan untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat tersebut.
Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah perilaku yang
ditunjukan oleh pemimpin dalam mempengaruhi orang lain. Pola perilaku tersebut
bias dipengaruhi oleh beberapa factor seperti nilai-nilai, asumsi, persepsi,
harapan, maupun sikap yang ada dalam diri pemimpin. Berbagai kepemimpinan
tentang gaya kepemimpinan yang dilakukan para ahli mendasarkan pada asumsi
bahwa pola perilaku tertentu pemimpin dalam mempengaruhi bawahan ikut
menentukan efektifitasnya dalam memimpin.
Kontinum kepemimpinan
Teori
kontimum tentang gaya kepemimpinan ini merupakan teori klasik yang
diperkenalkan oleh Robert Tannenbaum dan Warren Schmidtmengacu pada dua bidang
pengaruh yang ekstrim. Yang pertama adalah pengaruh penggunaaan kewenangan oleh
pemimpin, sedangkan yangke dua adalah oleh pengaruh kebebasan dari bawahan.
Pada kedua bidang pengaruh tersebut Nampak kecenderungan yang berhubungan
dengan aktivitas pemimpin dalam pengambilan keputusan.
0 komentar:
Posting Komentar